Tugas Pertemuan 7 Mata Kuliah Rekayasa Sistem

UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA


Nama : Irham Iswanda Duhair
NPM : 19316018
Kelas : TK 20 A
Website UTI  : https://teknokrat.ac.id


Cacat laten, juga disebut sebagai cacat bawaan, pada dasarnya adalah masalah tersembunyi. Tim Definisi Wex di Cornell Law School menggambarkan cacat laten sebagai salah satu yang "tidak dapat ditemukan dengan observasi atau inspeksi yang masuk akal dan biasa."

Cacat laten mungkin ada karena bahan konstruksi yang rusak atau pengerjaan atau desain yang buruk. Calon pembeli mungkin tidak menyadari jenis cacat ini saat pemeriksaan pertama. Kerusakan dari cacat laten memang ada, tetapi tersembunyi atau tidak terlihat sampai nanti.

Berikut ini 3 contoh latent defects (cacat sistem yang tersembunyi) di dunia nyata yang berkontribusi pada kegagalan yang menyebabkan insiden atau kecelakaan antara lain :


1.     Kesalahan Mekanis Pada Rem Mobil

Rem yang buruk adalah faktor utama dalam tabrakan dari belakang, di mana ketidakmampuan untuk berhenti tepat waktu menyebabkan kendaraan menabrak kendaraan di depannya.

 

Faktor umum penyebab kecelakaan mobil terkait rem meliputi:

Garis Rem Rusak/Aus. Kebocoran pada saluran rem dapat menyebabkan minyak rem terkuras habis, sehingga mengganggu kinerja rem. Kerusakan ABS. Antilock Brake System (ABS) dirancang untuk mencegah roda terkunci secara otomatis saat pengemudi menginjak rem dengan keras-sebelumnya.

 

2.     Kesalahan Pada Fitur Auto Pilot Pada Mobil Tesla

Ramai pemberitaan soal penyebab awal terjadinya kecelakaan, membuat Elon Musk gundah. Ia men-tweet penyangkalan bahwa fitur Autopilot atau sistem penggerak otomatis perusahaannya terlibat dalam kecelakaan fatal tersebut.

Musk menyatakan dalam tweet-nya, dalam data log yang ditemukan menunjukkan Autopilot tidak diaktifkan saat mobil dijalankan pada sebelum kecelakaan terjadi. Mobil Tesla yang dibeli juga tidak dilengkapi software FSD (Full Self-Driving) untuk pengamanan yang lebih baik

“Data log yang ditemukan sejauh ini menunjukkan Autopilot tidak diaktifkan dan mobil ini tidak membeli software FSD. Selain itu, Autopilot standar akan membutuhkan penanda jalur untuk menyala, yang tidak dimiliki jalan ini,"

Menurut laporan CNBC, Tesla sendiri memang menjual sistem penggerak otomatis di bawah merek Autopilot dan Full Self-Driving atau FSD. Ia juga merilis versi “beta” dari perangkat lunak FSD untuk beberapa pelanggan yang memiliki opsi FSD premium dihargai 10 ribu dolar AS.

Tesla Autopilot dan FSD tidak mampu mengendalikan mobil dalam semua situasi mengemudi normal. Sistem memperingatkan pengemudi hanya menggunakannya dengan pengawasan aktif.

Ironisnya sebelum kecelakaan terjadi, Elon Musk mempromosikan laporan keselamatan soal penggunaan Autopilot pada mobil Tesla yang sekarang mendekati kemungkinan kecelakaan 10 kali lebih rendah daripada kendaraan biasa.

Autopilot yang sekarang menjadi standar pada kendaraan Tesla, tidak selalu mengidentifikasi penanda jalur dengan sempurna, misalnya sistem dapat bingung mendeteksi retakan jalan atau jalur sepeda.

 

3.     Kesalahan Pada Fitur Airbags Pada Mobil

Airbag sudah menjadi peranti penting di mobil. Malah wajib ada di modern sekarang ini. Kalau tidak punya, rating keselamatan akan sangat jelek. Minimal dua titik tersedia di setir dan dasbor penumpang depan. Makin banyak semakin bagus, perlindungan terhadap semua penumpang jadi maksimal. Namun banyak kasus terjadi, airbag gagal mengembang ketika terjadi kecelakaan. Kasus terakhir dicontohkan Jeep Grand Cherokee Summit 2014 yang tubrukan di Tol Kanci.

 

Semua bantal udara tidak ada yang meletus. Padahal Grand Cherokee bukanlah mobil murahan dengan sistem seadanya. Tergolong canggih, bahkan fitur keselamatan aktif juga tersedia. Nahasnya, tidak berfungsi semua. Wajar bila pemilik meminta pertanggungjawaban pabrikan. Tentu jadi pertanyaan besar mengapa tabrakan keras semacam itu tidak membuat airbag mengembang. Sebelum mencap produk cacat atau gagal, ada baiknya mengetahui dulu sebab-sebab airbag tidak berfungsi.

 

Sifat Tabrakan

Yang pertama ialah jenis tabrakan. Ini jelas memainkan faktor utama apakah airbag dapat mengembang atau tidak. Tergantung di mana kendaraan Anda tertabrak, sehingga sensor airbag mungkin tidak terpicu. Dalam kasus ini terjadi jika bantalan udara depan tidak menyala pada jenis tabrakan terguling tertentu. Atau selama tubrukan samping dan belakang.

 

Menurut Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA). Lokasi tumbukan adalah indikator utama untuk mengetahui apakah airbag seharusnya mengembang. Bagian ini lebih penting ketimbang melihat kecepatan kendaraan atau tingkat kerusakan yang dideritanya. Misal, penyebaran airbag depan diharapkan berdampak sedang hingga parah pada bumper depan. Atau juga sudut depan kendaraan Anda.

 

Demikian penjelasan mengenai masing-masing komponen pada latent defects (cacat sistem yang tersembunyi). semoga bermanfaat. Sekian dan terimakasih.

 

Sensor Airbag Rusak

Jika dampak tabrakan seharusnya memicu airbag mengembang, tetapi faktanya tak terjadi. Ada kemungkinan sensor gagal mendeteksi benturan atau mengembangkan airbag secara optimal. Bisa jadi, pabrikan tidak merancang, menguji atau memasang sensor secara tidak benar. Faktor lain, ada kegagalan dalam perangkat lunak atau kalibrasi ambang batas penembakan airbag. Dalam beberapa kasus. Sensor airbag tidak cukup untuk mendeteksi tabrakan. Sering kali diakibatkan oleh pabrikan yang terlalu “berhati-hati” dengan mengedepankan keuntungan di atas keselamatan manusia.

 

Komponen Kelistrikan Bermasalah

Airbag gagal mengembang juga dapat disebabkan oleh komponen listrik rusak. Atau kabel yang dirancang untuk menyampaikan sinyal benturan ke airbag bermasalah. Ketika komponen ini diproduksi secara cacat atau dipengaruhi oleh clock springs yang salah di lingkar kemudi. Maka bantalan udara urung mengembang. Dalam kasus ini biasanya terjadi saat tabrakan, hanya satu airbag mengembang, tetapi sebagian lain tidak.

 

Kabel Terputus

Para peneliti turut menemukan bahwa kegagalan airbag dapat terjadi. Ketika produsen memilih mengarahkan kabel melalui area yang membuatnya rentan terputus saat terjadi kecelakaan. Jika benar kabel terpasang di area rentan itu rusak atau terputus. Tentu dapat mencegah sinyal benturan untuk mencapai modul airbag.

 

Cacat Modul Airbag

Faktor lain bisa berupa cacat pada modul airbag itu sendiri, sehingga mencegah kantong udara menembak seketika. Ada kasus saat sinyal benturan dengan benar mengidentifikasi tabrakan dan memerintahkan airbag untuk mengembang. Tetapi modul tidak merespons. Dalam hal ini berkaitan dari hasil salah desain atau cacat manufaktur, serta protokol kontrol kualitas sangat buruk.

Untuk diketahui, airbag merupakan bagian kompleks dari teknologi keselamatan. Tetapi produsen mobil (APM) memiliki tanggung jawab hukum, memastikan kendaraan aman, seperti yang diharapkan konsumen. Umumnya, kantong udara harus mengembang dalam setiap tabrakan, saat pengemudi atau penumpang tubrukan keras. Perangkat ini memang dirancang demi mencegah sejumlah risiko cedera di kepala, leher maupun tulang belakang.


Demikian penjelasan mengenai 3 "contoh latent defects" (cacat sistem yang tersembunyi) di dunia nyata yang berkontribusi pada kegagalan yang menyebabkan insiden atau kecelakaan. semoga bermanfaat. Sekian dan terimakasih.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Extreme Programming (XP)

Review Artikel " Perancangan Teknik Kriptografi Block Cipher Berbasis Pola Permainan Tradisional Rangku Alu"