Review Artikel " Perancangan Teknik Kriptografi Block Cipher Berbasis Pola Permainan Tradisional Rangku Alu"
Review Artikel " Perancangan Teknik Kriptografi Block Cipher Berbasis Pola Permainan Tradisional Rangku Alu"
Judul
: " Perancangan
Teknik Kriptografi Block Cipher Berbasis Pola Permainan Tradisional Rangku Alu"
Jurnal
: Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi
Volume & Hal : Vol. 5 No. 2, Hal 189-200
Tahun
: 2019
Penulis
: Perdana Bagas Tirta Kumbara, Magdalena A. Ineke Pakereng
Link
Artikel : https://journal.maranatha.edu/index.php/jutisi/article/view/1714
Reviewer :
Nama : Irham Iswanda Duhair
NPM : 19316018
Mata Kuliah : Kriptografi
1.
Permasalahan
Pengaruh teknologi informasi kini berperan hampir di setiap
aspek kehidupan baik dalam pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perbankan,
bahkan dalam bidang militer sekalipun. Dengan semakin berkembangnya teknologi
informasi, kini setiap orang dapat mengakses dan bertukar informasi atau data
dengan mudah menggunakan internet baik yang bersifat publik maupun pribadi.
Berkaitan dengan hal tersebut, tentunya tingkat keamanan data sangat
diperlukan. Hal tersebut dilakukan agar data yang dikirimkan dapat sampai ke
tujuan dengan aman serta guna mengantisipasi penyalahgunaan data oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab atau pihak yang tidak memiliki hak.
Oleh karena itu dikembangkan sebuah cabang ilmu yang mempelajari
tentang keamanan informasi atau data yang disebut dengan Kriptografi.
Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik enkripsi data dimana
data diacak dengan sebuah kunci sehingga menghasilkan data hasil enkripsi dan
hanya dapat didekripsi oleh orang yang memiliki kunci dekripsi tersebut [1].
Namun dengan diterapkannya algoritma Kriptografi Block Cipher, bukan berarti
hal tersebut merupakan jaminan sebuah data akan menjadi aman. Karena seiring
dengan perkembangan teknologi, sudah banyak Algoritma Kriptografi Block Cipher
yang sudah berhasil dipecahkan. Dengan demikian tentunya perlu dilakukan sebuah
pengembangan algoritma baru agar polanya lebih sulit untuk dipecahkan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan
penelitian tentang perancangan Kriptografi menggunakan algoritma Block Cipher
dengan memanfaatkan pola permainan tradisional Rangku Alu dari daerah Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang di dalamnya dikombinasikan dengan tabel S-Box. Rangku
Alu merupakan permainan tradisional yang menggunakan bambu sebagai alat
permainannya, Rangku Alu dapat dijadikan sebagai sarana edukasi dan pembentukan
diri.
2.
Pembahasan
Tahapan proses enkripsi
Tahapan-tahapan dari proses enkripsi dapat dijabarkan sebagai
berikut : Menyiapkan plaintext dan kunci, kemudian plaintext dan kunci diubah
menjadi biner sesuai tabel ASCII. Selanjutnya plaintext dan kunci akan melewati
empat proses pada setiap putaran. Proses pertama yaitu plaintext 1 (P1)
melakukan transformasi dengan pola permainan tradisional Rangku Alu dan
dilakukan perhitungan XOR dengan kunci 1 (K1) yang kemudian menghasilkan
ciphertext 1 (C1) dimana digunakan di proses selanjutnya sebagai plaintext 2
(P2). Proses selanjutnya adalah plaintext 2 (P2) melakukan transformasi dengan
pola permainan tradisional Rangku Alu dan dilakukan perhitungan XOR dengan
kunci 2 (K2) yang kemudian menghasilkan ciphertext 2 (C2) dimana digunakan di
prosess selanjutnya sebagai plaintext 3 (P3). Langkah berikutnya adalah
plaintext 3 (P3) melakukan transformasi dengan pola permainan tradisional
Rangku Alu dan dilakukan proses perhitungan XOR dengan kunci 3 (K3) yang
kemudian menghasilkan ciphertext 3 (C3) dimana digunakan di proses selanjutnya
sebagai plaintext 4 (P4). Lalu plaintext 4 (P4) melakukan transformasi dengan
pola permainan tradisional Rangku Alu kemudian dilakukan proses S-Box dan
dilakukan perhitungan XOR dengan kunci 4 (K4) yang kemudian menghasilkan
ciphertext 4 (C4). Setelah mendapatkan ciphertext 4 (C4) maka akan digunakan
pada putaran kedua dengan alur proses yang sama dengan putaran pertama. Tahap
tersebut akan berlanjut sampai putaran ke-10 dimana pada putaran tersebut
memberikan hasil ciphertext enkripsi.
Tahapan proses dekripsi
Tahapan-tahapan
dari proses dekripsi dapat dijabarkan sebagai berikut : Menyiapkan ciphertext
dan kunci dari proses enkripsi putaran ke-10. Kemudian plaintext dan kunci akan
melewati empat proses pada setiap putaran. Proses pertama yaitu ciphertext 4
(C4) diisi oleh ciphertext dari enkripsi putaran ke-10. Kemudian dilakukan
perhitungan XOR dengan kunci 4 (K4) kemudian hasilnya akan dilakukan proses
S-Box untuk menghasilkan plaintext 4 (P4) dimana digunakan di proses
selanjutnya sebagai ciphertext 3 (C3) untuk kemudian diproses dengan
menggunakan pola dan dilakukan perhitungan XOR dengan kunci 3 (K3) dan
menghasilkan plaintext 3 (P3) dimana digunakan di proses selanjutnya sebagai
ciphertext 2 (C2) untuk kemudian diproses dengan menggunakan pola dan dilakukan
proses perhitungan XOR dengan kunci 3 (K2) dan menghasilkan plaintext 2 (P2)
dimana digunakan di proses selanjutnya sebagai ciphertext 1 (C1) untuk kemudian
diproses dengan menggunakan pola dan dilakukan perhitungan XOR dengan kunci 1
(K1) dan menghasilkan plaintext 1 (P1). Tahap tersebut berlanjut sampai putaran
10 dan menghasilkan plaintext hasil dekripsi.
3.
Hasil Pembahasan
Tahapan proses enkripsi
Dalam algoritma ini, pola
yang diambil berasal dari permainan tradisional Rangku Alu yang kemudian
digunakan sebagai proses pengambilan bit. menggunakan empat pola yang
masing-masing menunjukkan empat pola yang berbeda dimana masing-masing pola
diambil merupakan pola yang berasal dari pola permainan tradisional Rangku Alu.
Berdasarkan pola tersebut, dilakukanlah pengujian korelasi dengan
mengkombinasikan urutan pola tersebut yang bertujuan untuk menemukan nilai
korelasi terbaik. Pengujian yang dilakukan menggunakan contoh plaintext yaitu
“DIESUKSW” dan kunci yaitu “BUDAYAKU”.Berdasarkan hasil pengujian korelasi,
maka hasil terbaiklah yang akan digunakan sebagai acuan perancangan dalam
proses enkripsi dan dekripsi.
Kemudian dibuatlah tabel korelasi yang menujukkan hasil korelasi
terbaik dari kombinasi pola yang digunakan. Dimana nilai terbaiknya terdapat
pada pola ACBD,yang di dapat dari proses satu kali putaran pada masing-masing
kombinasi. Kombinasi inilah yang akan digunakan untuk melanjutkan proses
enkripsi hingga putaran ke-10 untuk menghasilkan ciphertext. Pola dari kunci dimana nanti akan digunakan untuk
mengambil data kunci yang tersedia daan menyediakan bit untuk pengaplikasian
perhitungan XOR dimana mengambil data dari kunci yang sudah memiliki pola.
Setelah proses enkripsi selesai, langkah selanjutnya adalah
masuk ke proses dekripsi. Proses dekripsi adalah proses merubah ciphertext
menjadi plaintext awal. Untuk mendapatkan plaintext awal, langkah-langkahnya
sama seperti proses enkripsi, namun pada proses dekripsi dimulai dari
ciphertext yang kemudian dilakukan perhitungan XOR dengan pola kunci yang akan
menghasilkan plaintext. Dalam proses dekripsi yang dimulai dari putaran ke-1
menuju putaran ke-10, dilakukan persis seperti dari putaran ke-10 menuju putaran
ke-1 pada proses enkripsi.
Untuk pengujian menggunakan algoritma tersebut, dilakukan dengan
mengambil contoh plaintext yaitu “DIESUKSW” dan kunci yaitu “BUDAYAKU”.
Kemudian dilakukan proses enkripsi sebanyak 10 putaran. Dimana di setiap
putaran enkripsi akan mendapatkan ciphertext dan konversi ke dalam bentuk Hexa.
Sehingga hasil enkripsi dari putaran ke-10 adalah final ciphertext.
Dari setiap putaran, tentunya akan menghasilkan nilai korelasi
antara plaintext dengan ciphertext yang bertujuan untuk menilai seberapa acak
hasil enkripsi yang berupa ciphertext dengan plaintext awal pada masing-masing
putaran. Nilai korelasi itu sendiri berkisaran 1 sampai -1 dimana jika nilai
korelasi mendekati 0, maka plaintext dan ciphertext tidak memiliki nilai yang berhubungan.
Akan tetapi jika nilai korelasi mendekati 1 atau -1, maka nilai dari korelasi
itu sangat berhubungan.
Proses enkripsi menghasilkan chipertext akhir, dan proses
dekripsi menghasilkan plaintext awal.Algoritma proses Kunci (key), dijelaskan
sebagai berikut:
Masukkan Kunci
Kunci diubah ke Decimal
Decimal ke Binary
Bit Binary dimasukkan ke
kolom K1 dengan pola pemasukan Kunci
Bit kunci diambil dengan
pola pengambilan Kunci
Binary hasil pengambilan
dimasukkan ke dalam kolom matriks K1
K1 = K3
K3 dimasukkan ke kolom
matriks K3 dengan pola pemasukan
Bit kunci diambil dengan
pola pengambilan Kunci
Binary hasil pengambilan
dimasukkan ke dalam kolom matriks K3
K3 = K2
K2 dimasukkan ke kolom
matriks K2 dengan pola pemasukan
Bit kunci diambil dengan
pola pengambilan Kunci
Binary hasil pengambilan
dimasukkan ke dalam kolom matriks K2
K2 = K4
K4 dimasukkan ke kolom
matriks K4 dengan pola pemasukan
Bit kunci diambil dengan
pola pengambilan Kunci
Binary hasil pengambilan
dimasukkan ke dalam kolom matriks K4
Proses S-Box dilakukan
agar ciphertext yang dihasilkan pada setiap akhir putaran menjadi lebih acak.
nilai korelasi pada setiap putaran dan dapat disimpulkan bahwa algoritma
Kriptografi Block Cipher berbasis pola permainan tradisional Rangku Alumemiliki
korelasi yang lemah (mendekati 0) dan menghasilkan nilai korelasi yang acak
(korelasi bernilai 1 hingga -1, dan sangat lemah jika mendakati 0). Kemudian
pengujian AvalancheEffect dilakukan agar dapat mengetahui nilai perubahan bit
yang ada ketika plaintextdiubah. Pengujian dilakukan dengan mengubah karakter
yang terdapat pada plaintext awal, dan tentunya akan menghasilkan perbedaan
pada setiap putarannya. Pada umumnya, bit pada chipertext akan mengalami
perubahan dari jumlah bit pada plaintext sebesar 50 %.Suatu AvalancheEffect
dikatakan baik jika perubahan bit yang dihasilkan berkisar antara 45% - 60%
(sekitar separuhnya).
Dari hasil pengujian AvalancheEffect dimana plaintext awal yang
digunakan adalah “DIESUKSW”. Pada putaran keempat perubahan bit yang tejadi
cukup besar yaitu 73,44%. Dengan ini berarti terdapat perubahan bit yang baik,
namun untuk nilai AvalancheEffect dapat dikatakan tidak begitu baik karena jauh
dari hasil dari pengujian AvalancheEffect dari plaintext awal “PERDANA1”,
menghasilkan perubahan bit yang tidak terlalu tinggi dimana paling tingi hanya
mencapai 56% pada putaran keempat. Nilai AvalancheEffect yang dihasilkan dari
plaintext awal “PERDANA1” lebih baik dibandingkan dengan plaintext awal
“DIESUKSW” yaitu sebesar 49,38% dengan kategori sangat baik.
Penulis mendapat kesimpulan yaitu bahwa Kriptografi Block Cipher
64 bit berbasis pola permainan tradisional Rangku Alu ini menghasilkan output
yang acak sehingga dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengamanan data.
Dalam pengujian Avalanche Effect yang dilakukan, menunjukkan bahwa proses
enkripsi di setiap putaran memiliki perubahan yang mencapai 49,38% yang berarti
masuk ke dalam kategori yang sangat baik.
Demikian review artikel yang saya
buat, semoga bermanfaat. Sekian dan terimakasih.
Komentar
Posting Komentar